kuliah audio berkaitan:
a-7 tugasan dakwah Nabi (48), b-7 tugasan dakwah Nabi (40)
Allah berfirman, maksudnya:
“45. Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi (terhadap umatmu), dan pembawa berita gembira (kepada orang yang beriman) serta pemberi amaran (kepada orang yang ingkar).
46. dan juga sebagai penyeru (umat manusia seluruhnya) kepada ugama Allah dengan taufiq yang diberiNya; dan sebagai lampu yang menerangi.
47. dan (dengan itu) sampaikanlah berita yang menggembirakan kepada orang yang beriman, bahawa sesungguhnya mereka akan beroleh limpah kurnia yang besar dari Allah.
48. dan janganlah engkau menurut kehendak orang kafir dan orang munafik dan janganlah engkau hiraukan usikan dan celaan mereka, serta berserahlah kepada Allah (memelihara keadaanmu); dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (yang menyelamatkanmu).”
Bacaan tambahan (diedit dari laman web lain):
Beberapa Keutamaan Dakwah:
- Dakwah adalah muhimmatur rusul (tugas para Nabi dan Rasul).
- Dakwah adalah ahsanul a’mal (sebaik-baik amal).
- Dakwah menjadikan seorang muslim meraih pahala yang besar (al-husul ‘ala al-ajri al-azim).
- Dakwah dapat menyelamatkan da’i dari azab Allah swt dan pertanggungjawaban di Akhirat.
- Dakwah adalah jalan menuju khairu ummah (terbentuknya umat yang terbaik).
Dengan demikian bererti seorang da’i sedang menjalani kehidupan berdasarkan petunjuk Tuhan (al-hayah ar-rabbaniyyah) dan kehidupan yang penuh keberkatan (a-hayah al-mubarakah).
Dakwah adalah aktiviti menyeru manusia kepada Allah swt dengan hikmah dan pelajaran yang baik dengan harapan agar sasaran dakwah (mad’u) yang kita dakwahkan beriman kepada Allah swt dan mengingkari taghut sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
Jika kita melihat ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Rasulullah saw, kita akan menemui keutamaan dakwah yang luar biasa. Dengan mengetahui, memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini seorang muslim akan termotivasi secara kuat untuk melakukan dakwah dan bergabung bersama gerakan dakwah di manapun ia berada.
Mengetahui keutamaan dakwah termasuk faktor terpenting yang mempengaruhi Istiqamahnya seorang muslim dalam berdakwah dan menjaga semangat dakwah, kerana keyakinan terhadap keutamaan dakwah dapat menjadikannya merasa ringan menghadapi beban dan rintangan dakwah sekalipun berat.
Beberapa keutamaan dakwah yang dapat kita sebutkan dalam perbahasan ini adalah:
1. Dakwah adalah muhimmatur Rusul (Tugas Utama Para Rasul alaihimussalam)
Para Rasul alaihimussalam adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk melakukan tugas utama mereka yakni berdakwah kepada Allah.
Katakanlah (Hai Muhammad): “Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf: 108).
Ayat di atas menjelaskan jalan Rasulullah saw dan para pengikut Baginda. Sesiapa yang mengaku menjadi pengikut Nabi SAW, ia harus terlibat dalam dakwah sesuai kemampuannya masing-masing.
Tentang Nabi Nuh as, Allah mengisahkan kesungguhannya yang tak kenal henti dan penat-lelah dalam menjalankan tugas berdakwah, siang dan malam:
Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang.” (Nuh (71): 5).
Tentang Nabi Ibrahim as, Allah mengisahkan dakwah yang dilakukan kepada ayah dan umatnya:
“69. dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.
70. ketika ia berkata kepada bapa dan kaumnya: “Apakah yang kamu sembah?”
71. mereka menjawab: “Kami menyembah berhala-berhala dan kami sentiasa tekun menyembahnya”.
72. Ibrahim berkata: “Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?,
73. atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudarat?”
74. mereka menjawab: “(Bukan kerana itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian”.
75. Ibrahim berkata: “Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah,
76. kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?,
77. kerana sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam,
78. (iaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuk aku,
79. dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku,
80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,
81. dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
82. dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat”. (Asy-Syuara: 69-82).
Tentang Nabi Musa as, Allah swt mengisahkan dakwahnya dalam banyak ayat Al-Quran, di antaranya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat- mukjizat Kami kepada Fir’aun dan pembesar-pembesar kaumnya. Maka Musa berkata: “Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan sekalian alam”. Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat- mukjizat Kami dengan serta merta mereka mentertawakannya. (Az-Zukhruf: 46-47).
Tentang Nabi Isa as, Allah swt mengisahkan dakwahnya dalam firman-Nya:
Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebahagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku”. Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 63-64).
Pintu kenabian dan kerasulan memang sudah tertutup selama-lamanya, namun kita masih dapat mewarisi pekerjaan dan tugas mulia mereka, sehingga kita berharap semoga Allah swt berkenan memuliakan kita.
2. Dakwah adalah Ahsanul A’mal (Amal yang Terbaik)
Dakwah adalah amal yang terbaik, kerana dakwah memelihara amal Islami di dalam peribadi dan masyarakat. Membangun potensi dan memelihara amal saleh adalah amal dakwah, sehingga dakwah merupakan aktiviti dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa dakwah ini maka amal saleh tidak akan berlangsung.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang yang menyerah diri?” (Fushilat: 33).
Ibn Jarir At-Tabari rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya: Allah swt menyeru manusia: “Wahai manusia, siapakah yang lebih baik perkataannya selain orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah, kemudian istiqamah dengan keimanan itu, berhenti pada perintah dan larangan-Nya, dan berdakwah (mengajak) hamba-hamba Allah untuk mengatakan apa yang ia katakan dan mengerjakan apa yang ia lakukan.” (Tafsir At-Tabari, Jami’ul Bayan Fi Ta’wil Al-Quran, 21/468).
Bagaimana tidak akan menjadi ucapan dan pekerjaan yang terbaik? Sedangkan dakwah adalah pekerjaan makhluk terbaik iaitu para Nabi dan Rasul alaihimussalam.
3. Dakwah memiliki keutamaan yang besar kerana para da’i akan memperoleh balasan yang besar dan berlipat ganda (al-husulu ‘ala al-ajri al-‘azim).
Sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Talib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt menunjuki seseorang dengan (dakwah)mu maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (Bukhari, Muslim & Ahmad).
Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ketika menjelaskan hadis ini mengatakan bahawa: “Unta merah adalah kenderaan yang sangat dibanggakan oleh orang Arab di zaman itu.”
Hadis ini menunjukkan bahawa usaha seorang da’i menyampaikan hidayah kepada seseorang adalah sesuatu yang amat besar nilainya di sisi Allah swt, lebih besar dan lebih baik dari kebanggaan seseorang terhadap kendaraan mewah miliknya.
Dalam riwayat Al-Hakim disebutkan:
“Wahai Ali! Sesungguhnya Allah swt menunjuki seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih baik bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya). (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak).
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt memberi banyak kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut-semut di lubangnya dan ikan-ikan mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahili).
Berapakah jumlah malaikat, semut dan ikan yang ada di dunia ini? Bayangkan betapa besar kebaikan yang diperoleh oleh seorang da’i dengan doa mereka semua!
Imam Tirmidzi setelah menyebutkan hadis tersebut juga mengutip ucapan Fudhail bin ‘Iyadh yang mengatakan:
“Seorang yang berilmu, beramal dan mengajarkan (ilmunya) akan dipanggil sebagai orang besar (mulia) di kerajaan langit.”
Keagungan balasan bagi orang yang berdakwah tidak hanya pada besarnya balasan untuknya tetapi juga kerana terus menerusnya ganjaran itu mengalir kepadanya meskipun ia telah meninggal dunia.
Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini:
“Sesiapa yang membuat satu contoh perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu dicontohi orang lain, maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang menurutinya tanpa dikurangi sedikit pun pahala mereka yang mencontohinya. Dan sesiapa membuat satu contoh perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi dosa mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).
4. Dakwah dapat menyelamatkan kita dari azab Allah swt (An-Najatu minal ‘Azab)
Dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi sasaran dakwahnya (mad’u). Manfaat itu antara lain adalah terlepas tanggungjawabnya di hadapan Allah swt sehingga ia terhindar dari azab Allah.
Sebuah daerah yang bernama “Aylah” atau “Eliah” sebuah perkampungan Bani Israel. Penduduknya diperintahkan Allah menghormati hari Jumaat dan menjadikannya hari besar, namun mereka tidak bersedia dan lebih menyukai hari Sabtu. Sebagai hukumannya Allah swt melarang mereka mencari dan memakan ikan di hari Sabtu, dan Allah membuat ikan tidak muncul kecuali di hari Sabtu. Sekelompok orang kemudian melanggar larangan ini dan membuat perangkap ikan sehingga ikan di hari Sabtu masuk ke dalam perangkap lalu mereka mengambilnya di hari Ahad dan memakannya. Sementara orang yang tidak melanggar larangan Allah terbahagi menjadi dua kelompok iaitu mereka yang mencegah kemungkaran dan mereka yang diam sahaja.
Berlaku dialog antara orang yang diam sahaja dengan mereka yang berdakwah mengingatkan saudara-saudaranya yang melanggar larangan Allah. Dialog ini disebutkan dalam Al-Quran:
163. dan bertanyalah kepada mereka (Wahai Muhammad) mengenai (penduduk) bandar yang letaknya di tepi laut, semasa mereka melanggar larangan pada hari Sabtu, ketika datang kepada mereka pada hari Sabtu itu ikan (yang menjadi cubaan kepada) mereka, kelihatan timbul di muka air; sedang pada hari lain, ikan itu tidak pula datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka (dengan cubaan itu) kerana mereka sentiasa berlaku fasik.
164. dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazabkan mereka dengan azab yang amat berat?” Orang (yang memberi nasihat) itu menjawab: “(Nasihat itu ialah) untuk melepaskan diri dari bersalah kepada Tuhan kamu, dan supaya mereka bertaqwa”.
165. maka ketika mereka melupakan (tidak menghiraukan) apa yang telah diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang yang melarang dari perbuatan jahat itu, dan Kami timpakan orang yang zalim dengan azab seksa yang amat berat, disebabkan mereka berlaku fasik (derhaka). (al-A’raf:163-165)
Perhatikan jawaban orang yang berdakwah ketika ditanya mengapa mereka menasihati orang yang melanggar perintah Allah:
1. Kami berdakwah agar menjadi hujah & penyelamat kami di hadapan Allah swt.
2. Mudah-mudahan mereka bertaqwa.
Perhatikan pula bahawa yang secara pasti diselamatkan oleh Allah dari azabNya adalah orang yang melarang perbuatan maksiat.
Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar adalah kawalan sosial yang mesti dilakukan oleh orang beriman agar kehidupan ini selalu didominasi oleh kebaikan. Kebatilan yang mendominasi kehidupan akan menyebabkan turunnya teguran atau azab dari Allah swt.
Rasulullah saw bersabda:
‘Perumpamaan orang yang tegak di atas hukum-hukum Allah dengan orang yang melanggarnya seperti kaum yang berada di atas bahtera. Ada sebahagian yang mendapatkan tempat di atas, dan ada sebahagian yang mendapat tempat di bawah. Mereka yang berada di bawah jika ingin mengambil air mesti melalui orang yang berada di atas, lalu mereka berkata: “Jika kita membuat lubang di bahagian bawah tempat kita dan tidak mengganggu mereka..” Kalau mereka membiarkan keinginan orang yang mahu membuat lubang itu, mereka semua akan binasa, dan jika mereka menahan tangan mereka maka selamatlah semuanya. (HR. Bukhari).
Dari Huzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad SAW Baginda bersabda: “Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, kamu harus melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dariNya. Kemudian kamu berdoa kepadaNya dan Dia tidak mengabulkan doa kamu.” (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadis ini hasan).
5. Dakwah adalah Jalan Menuju Khairu Ummah
Rasulullah saw berjaya mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik sepanjang zaman dengan dakwah Baginda. Dakwah secara umum dan pembinaan kader secara khusus adalah satu-satunya jalan menuju terbentuknya khairu ummah yang diidam-idamkan. Rasulullah saw melakukan tarbiyah mencetak kader-kader dakwah di kalangan para sahabat di rumah Arqam bin Abi al-Arqam ra. Baginda juga mengutus Mus’ab bin Umair ra ke Madinah untuk membentuk pengkalan dan asas bakal masyarakat terbaik di Madinah iaitu golongan Ansar.
Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw ini adalah juga jalan yang harus kita tempuh untuk mengembalikan kembali kejayaan umat. Imam Malik bin Anas ra berkata:
‘Umat akhir zaman ini tidak menjadi baik melainkan dengan cara yang digunakan untuk memperbaiki generasi awalnya.’
Umat Islam harus memainkan peranan dakwah & amar ma’ruf nahi munkar dalam semua keadaannya, baik ketika memperjuangkan terbentuknya khairu ummah maupun ketika cita-cita khairu ummah itu telah wujud. Allah swt berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Aali Imran: 110).
Kehiudpan Berasaskan Petunjuk Allah (Al-Hayah Ar-Rabbaniyyah)
Dengan semua keutamaan dakwah di atas, bererti seorang da’i dengan dakwahnya sedang menjalani hidupnya dengan kehidupan rabbaniyyah yakni kehidupan yang selalu berorientasi kepada Allah swt dan kehidupan yang selalu diisi dengan Al-Quran yang menjadi sumber kebaikan.
“ tidaklah patut bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Kitab ugama dan hikmah serta pangkat Nabi, kemudian ia tergamak mengatakan kepada orang ramai: “Hendaklah kamu menjadi orang yang menyembahku dengan meninggalkan perbuatan menyembah Allah”. tetapi (sepatutnya ia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang Rabbaniyyin (yang hanya menyembah Allah Taala – dengan ilmu dan amal yang sempurna), kerana kamu sentiasa mengajarkan isi Kitab Allah itu, dan kerana kamu selalu mempelajarinya.” (Aal-Imran:79)
Rasulullah saw diperintahkan oleh Allah swt untuk mengajak umatnya agar menjadi orang yang Rabbani yakni mereka yang selalu belajar dan mengajarkan Al-Quran sehingga hidup mereka menjadi rabbani pula. Dakwah adalah aktiviti belajar dan mengajarkan Al-Quran baik dalam membaca, memahami, mengamalkan dan memperjuangkan tegaknya hukum-hukumnya, dan konsisten dalam melakukan itu semua.
Kehidupan rabbaniyyah adalah kehidupan seorang da’i yang selalu mengorientasikan semua aktivitinya kepada Allah swt Rabbnya, di mana kehidupan, kematian, ibadah semuanya dipersembahkan untuk Allah swt. Ibadah yang menjadi tujuan hidup semua manusia dilaksanakan untuk mengagungkan Allah swt seagung-agungnya dan untuk menyatakan kehinaan dan kelemahan kita di hadapanNya.
Dakwah adalah salah satu bentuk pengagungan kepada Allah yang paling utama, kerana di dalamnya seorang da’i meninggikan kalimahNya melalui lisannya, amalnya, dan ajakannya kepada orang lain. Di dalam dakwah seorang da’i bersabar menghadapi berbagai ujian berat semata-mata demi mengagungkan Allah swt. Semakin berat tentangan dan ujian dalam mengagungkan Allah swt, semakin besar dan mulia bentuk pengagungan itu di sisi Allah swt.
Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (Al-An’am: 162).
Kehidupan yang Diberkati (Al-Hayah Al-Mubarakah)
Dengan berdakwah di jalan Allah swt seorang da’i telah menjadikan hidupnya penuh keberkatan. Yang dimaksud dengan keberkatan adalah kebaikan yang banyak dan melimpah di sisi Allah swt. Para Nabi alaihimussalam adalah orang yang paling diberkati dan kehidupannya adalah kehidupan penuh keberkatan. Perhatikan ucapan Nabi Isa as tentang dirinya:
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup”. (Maryam: 31).
Penyebab utama kehidupan Nabi Isa dan para Nabi lainnya diberkati oleh Allah swt adalah pekerjaan mereka sebagai orang yang dipilih oleh Allah untuk mendakwahkan ajaranNya kepada manusia.
Keberkatan seseorang itu ada pada:
• pengajarannya terhadap segala macam kebajikan di mana pun ia berada, dan
• Nasihat yang ia berikan kepada semua orang yang berkumpul dengannya.
Ketika menceritakan tentang Nabi Isa – ‘alaihissalam – Allah swt berfirman:
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada”.
( Maryam: 31)
Nabi ‘Isa – ‘alaihissalam – menjadi manusia yang membawa berkat kerana ia:
- Menjadi guru kebajikan
- Juru dakwah yang menyeru manusia kepada Allah
- Mengingatkan manusia tentang Allah
- Mendorong dan memotivasi manusia untuk taat kepada Allah
Demikian dilihat keberkatan dalam hidup seseorang, di mana kehidupan yang berkat ditentukan oleh aktiviti memberi manfaat kepada orang lain melalui dakwah dan kebaikan yang disebarkan demi meninggikan kalimah Allah swt.
0 ulasan:
Catat Ulasan